Mengenalkan Cerita Anak Islami tentang Puasa sebagai Pelajaran Agama

Mengenalkan Cerita Anak Islami tentang Puasa sebagai Pelajaran Agama Mengenalkan Cerita Anak Islami tentang Puasa sebagai Pelajaran Agama

Cerita merupakan salah satu media pemmelatih dirian yang bisa diterapkan kepada anak-anak. Hal ini mengacu akan bendahara kosa kata bersama tingkat pemahaman anak yang sedang kedalam perkembangan.

Menyampaikan cerita juga bisa dilakukan dengan pemilihan kata akan komunikatif dan sederhana. Tujuannya agar anak cucu mudah memahami.

Salah satu yang bisa dijadikan pilihan sama lewat cerita anak Islami. Selain menstimulasi daya pikir anak, metode ini doang bisa dilakukan kepada meningkatkan pemahaman anak kepada lebih mendalami ilmu tentang agama lewat cara yang sederhana.

Orang tua atau guru juga bisa membacakan cerita demi sudut pandang sang Anak. Atau, penyebutan nama aktivis utama yang diibaratkan anak itu sendiri.

Terkait lewat itu, kali ini Katadata.co.id atas membahas tentang contoh cerita anak Islami. Bertemakan puasa, berikut kisahnya.

Cerita Anak Islami tentang Puasa

Sumber: Pop Mama

Pada sore hari sebelum bulan Ramadhan tiba, ada dua kakak beradik bernama Lio lagi Nissa yang sedang asyik menyaksikan televisi. Beberapa lama lantas, berkunjunglah sang Mama yang modern pulang atas kantornya.

Melihat dua bocahnya sedang menyaksikan televisi, sang Mama menyuruh Lio dan Nissa untuk segera bersiap-siap pergi tarawih.

“Lho, kok masih nonton TV saja? Kita siap-siap yuk!” kata sang Mama.

Lio yang baru prima kali menjalankan ibadah puasa, belum mengerti maksud Mama nya untuk segera bersiap-siap.

“Kita mau jalan-jalan ya, Ma?” perbincangan Lio.

“Bukan saadapun, kita mau sholat tarawih” tataranpan sang Mama pada Lio.

“Oh iya, besok kan sudah mulai puasa, yuk kita siap-siap dulu” ujar Nissa.

“Ayo!”

Setelah bersiap-siap, Mama mengajak Lio dan Nissa keluar rumah agar bisa mengunci pintu.

“Ayo Ma aktif!” ujar Nissa bahwa semangat.

“Tunggu sebentar ya nak,” ujar Mama sambil mengunci pintu.

Mereka bertiga pun segera berjalan menuju Masjid akan dekap rumahnya. Tak lama segera, mereka sampai akan depan Masjid An-nur akan terletak tidak mentok daripada rumah.

Setelah selesai sholat tarawih, Mama, Nissa, selanjutnya Lio pun mengobrol sambil berjalan pulang.

“Hari perdana tarawih yang sholat berlipat-lipat ya, Ma” ucap Nissa.

“Iya, tapi kita perlu sholat tarawih terus sampai akhir Ramadan nanti lho” kata sang Mama.

“Oke deh, siap Ma,” reaksi Nissa.

Sesampainya di rumah, Lio mengajak Nissa untuk menonton televisi kembali. Mereka pun segera mengganti baju bersama bersandar di sofa ruang keluarga.

“Kak, ayo kita nonton lagi!” ajak Lio.

“Ayo!”

Melihat Nissa selanjutnya Lio yang sudah masih di depan sofa, Mama pun terkejut selanjutnya ia langsung mencabut kabel televisi daripada stop kontaknya.

“Jlebb”

“Lho kok tv-nya soak?” kata Nissa yang kaget.

“Iya kok modar?” kata Lio yang mengikuti kakaknya.

“Emm… Nanti jam 3 pagi kita layak sahur, jadi kalian nggak boleh begadang dulu. Kalau telat sahur gimana? Jadi lebih saling menolong kalian tidur saja ya,” reaksi sang Mama.

Karena Lio ingin menyaksikan televisi, ia pun menjabat murung selanjutnya memaksa ingin melanjutkan kartun kegemarannya.

“Tapi aku kan masih mau nonton!” teriak Lio nan murung sambil menyilangkan tangannya.

“Ih Lio kita mesti bangun pagi besok, kalau kamu ketiduran gimana?” ucap Nissa.

“Huh!”

“Lio, Mama mengerti kamu belum terbiasa puasa, tapi puasa itu adalah kewajiban kamu supaya takwa ala Allah SWT. Nanti saat puasa, kamu bisa melampas bersabar nak” kata Mama.

Lio pun menoleh ala Mama maka berkata, “Ma, kenapa sih aku wajib berpuasa?”

“Di Al Quran, puasa Ramadhan bisa meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT, bersama melatih diri kamu agar semakin jadi ananda tidak sombong, nan sepenuhnya patuh pada perintah bersama kehendak Allah, nan nantinya kamu lebih sabar bersama tenang,” reaksi Mama.

“Tapi kok ngga boleh makan?” tanya Lio lagi.

“Kamu kenal Lio, ada berlebihan orang-orang di luar sana nan kurang mampu, mereka mungkin makan belaka satu kali sehari, atau mungkin ada nan makan dua hari sekali. Puasa buat kamu jadi kenal rasanya jadi mereka, lagi akhirnya kamu atas membantu mereka nan kurang mampu,” kata Mama nan menjelaskan hikmah berpuasa.

“Oh jadi begitu ya Ma…maafin Lio ya Ma, Lio janji bagi belenceh puasa,” kata Lio

“Oke sekarang kalian tidur ya,”

“Baik Ma,” kata Nissa membarengi Lio sambil berjalan ke kamarnya masing-masing.

Tepat jam 09:00 malam, Nissa dengan Lio sudah terlelap.

“Kriiing”

“Kriiing”

“Kriiing”

Suara jam alarm tepat berbunyi pukul 03.00 pagi, yang membangunkan Nissa selanjutnya Lio agar bisa ikut sahur primanya.

“huah…” bangun Lio sambil menguap dan mereggangkan badannya ke atas. Lio langsung beranjak melalui area tidur dan pergi ke kamar kakaknya adapun masih belum bangun.

“Kak…kak…bangun,” ujar Lio sambil menepuk pundak kakaknya.

“huah…Lho kok kamu sudah bangun?” kata Nissa. Sebelum Nissa lagi Lio bangun, sang Mama ternyata sudah mempersiapkan hidangan demi sahurnya yaitu sayur lodeh, tempe goreng, serta buah-buahan.

“Alhamdulillah sudah selesai masak, tinggal panggil kerutunan-kerutunan deh,” ujar Mama sambil menyiapkan piring dan sendok garpu dalam meja makan.

Sang Mama terus masuk ke kamar Lio maka melihat Lio sudah tak ada di kasurnya, Mama langsung pergi ke kamar Nissa maka melihat Nissa serta Lio yang sudah bangun.

“Wah ternyata anak-anak Mama sudah bangun, ayo kita sahur,” ajak sang Mama.

Kemudian, Mama langsung meletakkan nasi, sayur, maka lauk dari piring Lio maka Nissa. Mereka pun sahur bersama-sama dari meja makan. Melihat kedua budaknya menyantap pangan atas lahap dari sahur terutamanya, Mama pun ikut senang. Usai pangan habis, Nissa maka Lio langsung terburu-buru beranjak melalui kursinya.

“Kalian buru-buru mau kemana?” tanya Mama.

“Tidur Ma….masih ngantuk!” respons Lio.

“Kalian belum membaca doa niat puasa kan? Kita baca sama-sama dulu yuk,”

Bismillahirrahmanirrahim, nawaitu shauma ghodin 'an adaa'i fardhi syahri romadhoona hadihis-sanati lillahi ta'aalaa, aamiin.

Setelah membaca doa niat puasa, Lio dan Nissa akhirnya membantu sang Mama kepada merapikan meja makan.

Demikian pembahasan mengenai cerita anak cucu Islami adapun efektif, dikutip pada situs Pop Mama. Selain itu, orang tua atau guru agak bisa menambahkan penjelasan terkait pesan moral.