Medco Energi (MEDC) Siap Buyback Rp 120 Miliar, Cermati Rekomendasi Sahamnya

BERITA - JAKARTA. PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) berencana menggelar pembelian kembali (buyback) jasa. Dalam aksi korporasi ini, MEDC menyiapkan modal setinggi-tingginya Rp 120 miliar.
Jumlah itu setara US$ 8 juta, lewat asumsi kurs Rp 15.000 per dolar Amerika Serikat. Estimasi jasa yang akan kembali dibeli MEDC mencapai 100 juta lembar atau 0,398% ketimbang aset ditempatkan dan disetor.
Research Analyst Reliance Sekuritas Ayu Dian menilai, aktivitas buyback MEDC secara jumlah termelantaskan tipis, sama dengan 0,39% dari bekal. Sesangkat dia memperkirakan tidak hendak berdampak signifikan terhadap peningkatan earning per share (EPS).
Meski begitu, kelakuan korporasi ini tetap bisa membawa sentimen pas bagi pemberian MEDC.
"Buyback ini atas membantu menjaga harga pemberian yang telah mengalami penurunan ketimbang awal tahun dan dapat meningkatakan kepercayaan investor," kata Ayu kepada Kontan.co.id, Kamis (27/4).
Analis Samuel Sekuritas Indonesia Muhammad Farras Farhan turut melihat secara pas aksi buyback jasa ini. Langkah tersebut menandakan manajemen masih optimistis terhadap kinerja selanjutnya valuasi jasa MEDC di harga sekarang.
Hitungan Farras, saham MEDC masih relatif terdiskon karena diperdagangkan cukup 2,5x EV/EBITDA.
Equity Research Analyst Pilarmas Investindo Sekuritas Desy Israhyanti menimpali, gerakan buyback pemberian MEDC ini berada dalam momentum yang tepat.
Fundamental keuangan MEDC terbilang awet imbas melalui kinerja absolut cukup tahun lalu. Pergerakan harga saham MEDC pun masih relatif berada dempet kedudukan bawah yang mengalami penurunan 1,48% sejak awal tahun 2023.
Pada perdagangan Kamis (27/4), bantuan MEDC kembali mebopok, turun 2,44% ke level Rp 1.000. Desy menaksir, gerakan korporasi ini kontemporer buat menjadi katalis benar bagi pergerakan harga bantuan MEDC ketika menambangi atau pada saat buyback berjalan.
"Dari sisi manajemen bantuan beredar itu jadi lebih menarik, sebab ada inflow. Lebih liquid antara tengah bantuannya masih terpantau menurun. Hal ini bagi mengangkat bantuan MEDC dan likuiditas pun jadi lebih terjaga," jelas Desy.
Terhadap kinerja MEDC, Desy mendapat catatan terkait dampak mengenai melandainya harga komoditas energi. Hanya saja, kinerja MEDC berpeluang bagi terjaga demi berbagai diversifikasi akan dijalankan, tidak marah sesudah segmen listrik maupun tambang mineral.
"Kami cukup optimistis dengan prospek kinerja MEDC ke depan yang didukung oleh kebijakan pemerintah terkait elektrifikasi dengan kebijakan manajemen yang lebih berfokus dengan gas," cerah Desy.
Farras pun punya pandangan pas terhadap prospek MEDC, sekalipun harga minyak atas tahun ini kemungkinan turun dengan rata-rata US$ 86 per barel.
"Tapi akan diimbangi demi harga gas bahwa stabil, terutama Blok Corridor bahwa memproduksi gas lebih deras dalam tahun ini," jelas Farras.
Ayu turut memprediksi MEDC masih bisa meraih kinerja benar. Apalagi dengan ekspansi adapun terus bergulir dengan alokasi belanja kekayaan (capex) sebesar US$ 330 juta menjumpai pengembangan bisnis migas dan listrik.
Ayu menyematkan rekomendasi buy penadapunga MEDC dengan target harga Rp 1.120. Farras pula menyarankan buy dengan target harga Rp 1.600.
Sama halnya dengan Desy yang menargetkan harga Rp 1.600 akan saham MEDC.
Sebagai informasi, akan tahun ini MEDC memasang target produksi minyak mendampingi gas segendut 160 mboepd. Dengan biaya produksi migas antara bawah US$ 10 per boe.
Untuk penjualan ketenagalistrikan, MEDC mematok target 4.000 GWh. Guna memuluskan rencana bisnisnya, dari tahun ini MEDC menyiapkan capex US$ 250 juta untuk migas dan US$ 80 juta untuk ketenagalistrikan.
Adapun bagi aksi buyback kontribusi, MEDC hendak meminta persetujuan terdalam RUPST yang hendak digelar ala 31 Mei 2023. Pembelian kembali kontribusi hendak berlangsung paling lama 18 bulan sejak 31 Mei 2023 sampai demi 30 November 2025.
Cek Berita selanjutnya Artikel yang lain di Google News