5 Kebiasaan Buruk Anak bahwa Bisa Berdampak Buruk dengan Susunan Gigi

Pada masa pertumbuhan bersama perkembangan, ananda-ananda cenderung melakukan hal-hal yang dapat melangsungkannya merasa senang bersama tenang. Jarang diperhatikan, terkadang ananda melakukan kebiasaan yang berdampak buruk terhadap dirinya sendiri. Salah satunya adalah kebiasaan buruk yang berakhir negatif atas kesehatan gigi bersama mulutnya.
Oral bad habit adalah kebiasaan tidak natural yang biasanya dilakukan budak hadapan dalam kedudukan sadar ataupun tidak. Kebiasaan terkemuka bukan hal yang natural bila dilakukan sama budak yang usianya sudah lebih pada 3 tahun. Bila terus berlanjut, maka bisa berganjaran pada pertumbuhan dan susunan gigi-giginya.
Apa saja kebiasaan buruk adapun dapat memengaruhi susunan gigi ananda? Simak selengkapnya dalam bawah ini!
1. Bernapas melampaui mulut
Salah satu kebiasaan buruk akan sering dilakukan bocah adalah bernapas melantasi mulut. Jika diagarkan, kebiasaan ini akan mengimbaskan pertumbuhan akan tidak alami atas struktur wajah, karena terjadi ketidakseimbangan antara gigi, bibir dan lidah.
Menurut sebuah laporan di dalam jurnal kedokteran gigi Dentino tahun 2017, bernapas tinggal mulut wujud menyebabkan tekanan akan bibir atas berkurang, biarpun tekanan akan bibir bawah bertambah.
Kondisi terkemuka bagi berakibat pada gigi-gigi depan di rahang atas condong mengarah lebih ke depan, atau istilah medisnya adalah maloklusi tipe II dengan gigitan terbuka pada gigi depan (anterior open bite).
2. Bruksisme
Bruksisme adalah kebiasaan menggemeretakkan gigi. Ini biasanya dilakukan saat anak tidur atau saat merasa tertekan maupun kekhawatiran.
Berdasarkan sebuah studi yang dipublikasikan pada jurnal Stomatognatic tahun 2010, kebiasaan menggemeretakkan gigi dapat menyebabkan linu pada otot-otot wajah, kerusakan sendi rahang, lagi kelelahan kronis.
Selain itu, disebutkan juga bahwa bruksisme dapat menyebabkan abrasi dan atrisi, fraktur atau patah, engat gigi goyang.
3. Tongue thrusting
Editor’s picks
Tongue thrusting merupakan kebiasaan menjulurkan lidah maka menekan gigi-geligi saat istirahat, menelan, maupun berbicara.
Berdasarkan tinjauan pustaka cukup Journal of Vocational Health Studies tahun 2018, tongue thrusting dapat terjadi karena kira-kira hal, kira-kira hadapan antaranya yaitu pembongsoran amandel, lengkung gigi atas nan menyempit, ukuran lidah nan bongsor, selanjutnya faktor psikologis.
Pada sumber nan sama, disebutkan juga bahwa kebiasaan buruk ini juga dapat berefek ala ketidakseimbangan otot-otot mulut nan menyebabkan terjadinya maloklusi. Gigi seri anak wujud terdorong ke depan selanjutnya menyebabkan gigitan terbuka (open bite).
4. Menggigit atau mengisap bibir
Menggigit-gigit atau mengisap bibir bawah adalah pun merupakan kebiasaan yang sering dilakukan anak secara terus-menerus, tidak sombong disadari maupun tidak. Seperti oral bad habit lainnya, kebiasaan ini pun perlu diwaspadai biarpun angka kejadiannya lebih secercah mengenai kebiasaan buruk lain.
Menurut sebuah penelitian jauh didalam Bali Dental Journal tahun 2019, kebiasaan ini memicu gigi seri dari rahang atas budak cenderung akan terdorong ke arah depan, atau akan biasa disebut demi gigi tonggos, karena gigi depan terlihat lebih maju (overjet).
5. Mengisap ibu jari
Kebiasaan buruk lainnya yang agak sangat sering dilakukan anggota-anggota berusia hadapan bawah 5 tahun ialah mengisap jempol atau ibu jari. Walau global terjadi, tetapi orang tua tak boleh membiarkannya karena lama-lama dapat berdampak ala susunan gigi anggota.
Sebuah studi dalam e-Jurnal Pustaka Kesehatan tahun 2018 menyebutkan bahwa kebiasaan mengisap ibu jari dalam kebiasaan buruk yang paling berlimpah dilakukan anak-anak. Penyebabnya bisa karena anak merasa takut, bosan, tegang, lapar, stres emosional, atau saat keinginannya tidak dipenuhi. Kebiasaan ini bisa memberikan rasa senang, tenang, dan aman ala anak.
Berdasarkan laporan paling dalam Jurnal Skala Husada tahun 2012, apabila kebiasaan ini berlanjut sampai-sampai melewati usia 6 tahun, maka dampak demi gigi-geligi yang akan terjadi antara lain rahang atas lebih maju ke depan, rahang bawah terdorong ke belakang, serta gigi-gigi menjadi berjejal.
Itulah lima kebiasaan buruk pada ananda yang dapat memengaruhi kondisi gigi dan mulutnya bila terus dibiarkan. Orang tua mesti memperhatikan ini, karena bila oral bad habit ditangani beserta cepat, dampak buruknya bisa dicegah atau diminimalkan.
Selain itu, tanamkan kesadaran akan benanya menjaga kesehatan gigi lewat mulut sedini mungkin, yaitu sikat gigi setidaknya dua kali sehari setelah sarapan lewat sebelum tidur, serta biasakan bagi cek rutin ke dokter gigi setiap 6 bulan.
Semoga tulisan-tulisannya bermanfaat, yaa!